“Kenapa sih,” tanya seorang kaya pada pelayannya,
“Orang-orang
mengatai aku pelit. Padahal semua orang kan tahu kalau aku wafat nanti,
aku akan memberikan semua yang aku punya pada yayasan sosial dan panti
asuhan?”
“Akan saya ceritakan fabel tentang ayam dan sapi,” jawab pelayannya. “Sapi begitu populer, sedangkan sang ayam tidak sama sekali. Hal ini sangat mengherankan sang ayam.”
“Ayam berkeluh kesah pada sapi,
‘Orang-orang
berkata begitu manis tentang kelemahlembutan dan matamu yang begitu
memancarkan penderitaan. Mereka mengira kamu begitu murah hati, karena
tiap hari kamu memberi mereka krim dan susu. Tapi bagaimana dengan aku?
Aku memberikan semua yang aku punya. Aku memberikan daging ayam. Aku
memberikan bulu-buluku. Bahkan mereka memasak dan membuat sup dengan
kakiku untuk kaldu. Tidak ada yang seperti itu. Kenapa sih kok bisa
begitu?’”
“Apakah Anda tahu apa jawaban sang sapi?”, kata pelayan.
Sang sapi berkata, “Mungkin karena aku memberikannya sewaktu aku masih hidup.”
Kemurahan hati. Janganlah menunda-nunda untuk melakukan suatu kemurahan hati.
Ketika kita diberi kesempatan untuk melakukannya, maka lakukanlah. Ketika kita diberi kemampuan untuk berbagi, maka berbagilah.
0 komentar:
Post a Comment