aku perawan ?
“Aku masih perawan, nggak pernah ciuman, pegangan tangan, bercumbu,
atau jalan-jalan berdua saja dengan bukan muhrimku, dan dengan laki-laki
manapun…”
# “Masa sih…”
“Iya, aku PERAWAN ting ting lho #sik asik ….!!!!”
aku masih perawan, utuh, murni 100 persen, tidak berkurang sedikitpun,
aku tidak pernah “pacaran” seperti orang kebanyakan, aku lihat lelaki
itu dari bagaimana pola pikir dikepalanya bukan “Pola Tangan dan Pola
Matanya” melihatku.
# “Bodoh loe,”
Biar, aku lebih suka
dibilang “Bodoh” sebab bodoh itu melindungiku dari melakukan hal-hal
“pintar” tapi sebenarnya aku sendiri TIDAK TAHU .
# “Sekarang bukan zamannya neng,….”
Ya, benar, sekarang memang bukan jamannya menyembunyikan atau
mengatakan “tabu” kalau bicara soal keperawanan, jaman sekarang sudah
terbuka, orang bisa bicara dari sudut mana saja, dengan cara berfikir
apa saja tentang keperawanan. silahkan. sorry, tapi tidak bagiku.
# “Pantesan, sekarang blom dapat pacar…”
“Aku cari suami yang bisa dijadikan pacar, bukan pacar yang belum tentu jadi Suami“
# “Kolot, Kuno, Nggak Gaul, Nggak ngikutin trend…”
“ah nggak papalah, toh yang bilang aku Kolot, Kuno, Nggak Gaul, Nggak ngikutin trend, itu kan manusia gag TUHAN ”
# “Sok Munafik…!!!!”
“Kalau munafik itu orang yang nggak konsisten, ngomong ini tapi ngelakuin ini, tapi menjaga keperawanan itu kewajiban”
# “Sok Suci….!!!!”
“Bukankah “Kesucian” seorang wanita memang harus dijaga, ada orang bilang :
“Kamu perempuan tuh memang anak ayah dan ibumu, tapi sebenarnya kamu
itu titipan suamimu pada mereka, jadi harus dijaga semuanya, jangan ada
yang hilang. Dijaga sampai nanti dia siap membawamu pergi dari mereka
dengan satu ikatan yang suci dan diridhoi . Emangnya kamu mau kalau
nanti dibilang Ayah dan Ibumu tidak becus menjaga titipannya”
kesimpulan:
Hidup ini pilihan dan setiap pilihan ada konsekuensinya, ada tanggung
jawab baik dimata manusia maupun dimata Tuhan. silahkan lakukan apa saja
karena itu hak dasar kita sebagai manusia bebas, tapi sebagai perempuan
alangkah indahnya kalau kita bisa menjaga KEPERAWANAN kita secara utuh
sampai nanti dipersatukan TUHAN dalam ikatan suci sebuah pernikahan .
Akar utama kebahagiaan kita dan pasangan kita itu kejujuran,bukan dengan “kebohongan”.
0 komentar:
Post a Comment