“Boleh Mawar mainin ‘burungnya’, Om?”

Ini kisah tentang kasus pelecehan seksual dan penganiayaan. Kejadian ini melibatkan seorang pemuda pemabuk, sebut saja namanya “Marwan”, dan seorang anak perempuan kecil yang masih polos, sebut saja namanya “Mawar”.
Ketika itu, Mawar sedang dikerumuni banyak orang di dalam kamar kos-kosaan ibunya yang sedang bekerja. Beberapa polisi juga ada di sana untuk menanyai anak perempuan itu.
“Dek, kenapa Adek melakukan perbuatan yang kejam itu?” Pak polisi bertanya setelah mendapat laporan dari salah seorang keluarga marwan yang kini berada di rumah sakit.
Anak kecil itu tak mau menjawab. Mawar hanya menangis ketakutan. Polisi pun kebingungan, sebab Marwan merasa anak itulah yang bertanggung jawab atas keberadaanya sekarang di rumah sakit.
Marwan adalah seorang pemuda yang berprofesi sebagai pedagang miras di kampung itu. Dia menjual miras itu malam hari hingga menjelang pagi. Di saat pagi yang mengenaskan itu, dia pulang dalam keadaan mabuk berat.
Karena terlalu mabuk, selesai dari kamar mandi dia tidak tidak ingat memakai celananya. Pintu kos-kosannya pun tidak sempat ia tutup.
Sesaat sebelum tidur, ia mendengar tetangganya yang anak kecil itu masuk ke kamarnya.
Mawar si anak perempuan kecil itu bertanya, “Om, ini apa Om?”
Pemuda itu kegelian. Namun Marwan membiarkan anak kecil itu memegang ‘anu’-nya. Pemuda itu hanya menjawab, “Oh, itu burung pipit.”
“Boleh mawar mainin, Om, burung pipitnya?”
“Ya, boleh. Gak pa-pa”
“Aciiiik….”
Setelah menjawab dan mempersilakan Mawar memainkan ‘burung’-nya, Marwan langsung tertidur. Ketika terbangun, dia sudah berada di rumah sakit. Pemuda ini kemudian melaporkan semua kejadiannya sebelum tidur kepada keluarganya, dan keluarganya segera melapor ke polisi…
Cukup lama anak kecil itu tidak mau menjawab karena ketakutan. Akhirnya, setelah kerumunan dibubarkan, anak perempuan kecil itu diberi makanan kecil, barulah anak kecil itu mau berbicara.
“Pak Polici jangan tangkap Mawar, ya!”
“Memangnya kenapa, Adik Kecil? Pak Polisi kan hanya bertanya, kenapa adik melakukan itu pada si om?”
“Pak polici, Mawar tidak melakukan apa-apa ke si om, kok. Mawar hanya bermain dengan burung pipitnya si om. Tapi burung pipitnya nakal. Burung pipitnya meludahi Mawar. Mawar jadi marah. Ya, akhirnya Mawar pukul saja burungnya pake sapu. Terus Mawar potong lehernya pake pisau ibu. Abis itu, Mawar bakar aja sarangnya. Abis, burungnya nakal, Pak Polici.”   
ngakakkngakakkngakakk

0 komentar:

Post a Comment