Akhirnya Timnas Indonesia Bungkam Singapura

Indonesia akhirnya berhasil mematahkan hegemoni Singapura di ajang Piala AFF setelah menang 1-0 di Stadion Bukit Jalil, Malaysia, Rabu, 28 November 2012. Gol Kemenangan Merah Putih dicetak oleh Pemain Mungil Asal suroboyo Yang Sekarang Menjadi Bidikan Persegres Gresik Andik Vermansyah Melalui Tendangan Jarak jauh Spektakuler.

Dengan kemenangan ini Indonesia kini berada di puncak klasemen Grup B dengan koleksi 4 poin. Sedangkan Singapura berada di urutan kedua dengan 3 poin, hasil dari kemenangan 3-0 melawan tuan rumah Malaysia,

Sebelumnya, Indonesia tak pernah menang saat bertemu Singapura di Piala AFF. Setidaknya sejak pertama kali bergulir--masih menggunakan nama Piala Tiger--kedua negara sudah bertarung sebanyak enam kali. Dari enam laga itu, Indonesia belum sekalipun mampu mengalahkan Singapura. Torehan terbaik Merah Putih adalah dua kali seri dan selebihnya menderita kekalahan.

Sementara di laga Setelahnya Malaysia berhasil Membuka Asa Setelah Menghancurkan Laos Dengan Skor 4-1, Dengan Hasil ini Maka Di Partai Terakhir Melawan Malaysia Adalah Partai Hidup Mati Buat Anak Asuhan Nil Maizar, Meskipun Dengan Hasil Draw Sudah Cukup Untuk Mengantar Indonesia Ke Semifinal Tapi Gengsi Antara Kita Dengan Malaysia Harus Di Jaga, Kemenangan Adalah Harga Mati Karena Di Luar Lapangan Hijau Malaysia Sering Kali Melecehkan Kita Dengan Tindakan-tindakan Provokatifnya.

Harapan Kita Tentunya Kita Bisa Membalas Kekalahan Di Final AFF Edisi 2010 Apalagi Laga Besok Akan Di Helat Di Bukit Jalil, Dan Semoga Itu Tercapai ...

Tetap Semangat Garuda !!!


Luka KAFIR

Senyap malam hantui bayang dari lorong panjang yang tak bertuan,
Butakan mata dan menulikan telinga hingga hilang jejak cahaya,
Insan kelam pekat akan hitam melayang bersama kegelapan,
Tenggelam dalam rayuan iblis goreskan luka kafir dalam jiwa,

TUHAN,
berikan secercah cahaya...
TUHAN,
kami tersesat dalam gelap & nista...

Masih pantaskah lamunanku melayang dan singgah dalam megah istana surga...
Masih adakah pintu singgasana bagi hamba yang mencoba jadi pecandu pahala?
Lumuran dosa dunia fana masih membelenggu dalam jiwa,
Larut dalam penyesalan yang merajam hati dan air mata,
Tatap dunia yang tak lagi nyata penuh dengan segala tipu daya,
Pudarkan kabut lamunan yang membutakan mata batin kita akan makna khalifah di dunia.

Masih pantaskah lamunanku melayang dan singgah dalam megah istana surga...
Dan masih adakah pintu singgasana bagi hamba yang telah menjadi pecandu pahala?


Timnas Nyaris Menanggung Malu

Indonesia nyaris dipermalukan Laos di laga pertama penyisihan grup B Piala AFF di Stadion Bukit Jalil, Minggu 25 November 2012. Skuad Garuda yang sempat tertinggal dua kali oleh Laos bisa memaksakan hasil imbang 2-2.
Indonesia tertinggal lebih dulu di menit 30 melalui penalti Khampheng Sayavutthi. Wasit memberikan hadiah penalti setelah kiper Indonesia, Endra Prasetyo melakukan pelanggaran di area terlarang. Wasit bahkan memberikan kartu merah kepada Endra.

Tiga menit berselang, giliran Laos terpaksa bermain dengan 10 pemain. Wasit mengganjar kartu merah kepada Sopa Saysana karena melakukan pelanggaran keras kepada Andik Vermansyah.

Akhir babak pertama, Indonesia bisa menyamakan kedudukan. Tepatnya di menit 43, tendangan penjuru Tony Cusell berhasil ditanduk Bepe yang membentur tiang dan bola rebound langsung disundul oleh Raphael Maitimo.

Di babak kedua, Laos kembali unggul di menit 79. Berawal dari kesalahan Wahyu yang kehilangan bola, Keongviengphet segera menggiring bola dan melewati hadangan Novan Setya, dan langsung menceploskan bola ke gawang Wahyu Tri.

Beruntung Indonesia kembali dapat menyamakan kedudukan di menit 89. Berawal dari tembakan Andik ke gawang Laos dari sisi kiri pertahanan Laos. Berhasil ditepis kiper Laos namun bola muntah langsung disambar Vendry Mofu. Skor 2-2 bertahan hingga laga usai.



Cucu Pendiri NU Terpilih Menjadi Ketua Umum Pagar Nusa

Cucu pendiri Nahdatul Ulama (NU) KH Hasyim As’ary, Aizzudin Abdurrahman, terpilih sebagai Ketua Umum Pagar Nusa periode 2012-2017 dalam kongres di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Paciran, Lamongan, Jawa Timur, Rabu (11/7/2012).

Pria yang akrab dipanggil Gus Aiz itu berhasil mengungguli lima kandidat lain, yaitu Abah Suyuthi, Gus Bidin, Fuad Anwar, KH Nuril Arifin, dan Said. Dalam pemilihan, Gus Aiz berhasil menang mutlak dengan meraup 201 suara. Di posisi kedua, Abah Suyuthi dengan 18 suara, kemudian Gus Bidin 9 suara, Fuad Anwar 15 suara, KH Nuril Arifin 2 suara, Said 1 suara dan 1 suara tidak sah.

Dengan demikian, Ketua PBNU H Arvin Hakim Toha selaku pimpinan sidang, menetapkan Gus Aiz sebagai Ketua Umum Pagar Nusa periode 2012-2017. “Saya ucapkan selamat kepada Gus Aiz,” ujarnya diikuti ketukan palu sidang.

Kongres Pagar Nusa yang digelar di Lamongan pada 9 Juli-11 Juli 2012 diikuti 24 wilayah dan 253 cabang dari seluruh Indonesia.

Setelah terpilih sebagai ketua umum, Gus Aiz menegaskan, akan melakukan penataan organisasi dan pembinaan atlet. Pembinaan atlet, menurut dia, bersifat mendesak karena selama ini terkesan kurang diperhatikan. “Di samping itu, Pagar Nusa juga harus melakukan olah intelektual, ekonomi, serta kesenian dan budaya,” ujarnya.

Gus Aiz menambahkan, Pagar Nusa selaku badan otonom PBNU memiliki peran penting menjaga para ulama, kiai, dan pesantren dalam melakukan kegiatan dakwah keagamaan dan kemasyarakatan dalam bingkai NKRI. Pagar Nusa juga berperan penting menjaga tradisi pesantren yang dalam sejarahnya dibidang pendidikan keagamaan mampu mengurai karut-marut persoalan di masyarakat.

“Pagar Nusa beranggotakan orang-orang pilihan yang memiliki ketrampilan khusus, yakni kemampuan bela diri dan kemampuan spiritual di atas rata-rata serta jiwa kesatria sebagai pendekar,” terangnya.

Sejarah, kata Gus Aiz, telah membuktikan Pagar Nusa mampu mencetak pribadi-pribadi handal, kuat, dan teguh pendirian berlandaskan nilai-nilai spiritual dan mental ibadah dalam menjaga pribadi maupun lingkungan di sekitarnya dari pengaruh negatif yang tidak sesuai dengan jati diri dan moralitas bangsa Indonesia. Terutama pada masa kepemimpinan Gus Maksum.


 “Jasa Gus Maksum semasa hidup untuk Pagar Nusa menurut saya luar biasa. Belum ada lagi tokoh sebesar beliau. Tapi kita akan bisa meneruskan perjuangan beliau apabila bersama-sama memahami sebenarnya ancaman terbesar Pagar Nusa adalah di luar sana, Pagar Nusa sebagai pagar terluar NU harus mulai diperbaiki struktur bangunannya, memperkuat, dan memotivasi kualitas sumber daya manusia yang membangun dan menjaga pagar,” urainya.

Di penghujung kalimatnya, Gus Aiz berharap para pendekar Pagar Nusa bisa melanjutkan cita-cita mulia Gus Maksum dan mampu merangkul semua kalangan.

“Beliau dekat dengan seluruh lapisan masyarakat. Saya rasa kita bisa meneruskan itu. Mulai dari petani, pedagang, guru, birokrat, TNI/Polri, artis. Sudah pasti tetap dengan sami’na wa atho’na menjalankan dawuh para ulama, termasuk PBNU. Inilah potensi besar Pagar Nusa yang selama ini tidak terkelola dengan baik untuk kemaslahatan umat,” tandasnya.