KEKALAHAN terbesar skuad Jaka Samudra Persegres 1-6 oleh sang tamu
Pelita Jaya menjadi PR (pekerjaan rumah) besar yang harus segera
memperoleh solusi terbaik.
Begitu mudahnya gol demi gol tercipta, sampai-sampai Mohd Safee Bin Moh Sali bisa membuat quat-trick kali pertama di pentas ISL 2011-2012. Sangat mengherankan bila dibandingkan dengan penampilan Persegres kala mengalahkan klub raksasa Persib 2-0, Senin 19 Maret 2012. Seolah benteng Persegres menganga dan “mempersilakan” Safee Sali dan Greg Nwokono membuat gol demi gol.
Hampir tiap kali Pelita Jaya melakukan counter attack, benteng Persegres menganga. Tidak seperti biasanya. Duet striker Greg dan Safee Sali sudah seharusnya dikawal ketat, ke mana pun mereka bergerak. Lihatlah Gaston Castano yang dikawal ketat oleh center back Pelita Jaya.
Prinsip dasar menjaga lawan seolah diabaikan oleh pemain-pemain belakang Persegres. Instruksi pelatih Freddy Mulli sebelum pertandingan berlangsung tidak terlaksana di lapangan.
Kekalahan yang sangat telak ini tentu sangat memprihatinkan bagi manajemen, tim pelatih, ofisial, owner, dan Ultrasmania. Karena itu, benteng pertahanan Persegres rasanya perlu “dibongkar” . Diperbaiki dan ditingkatkan hingga mendukung penuh sistem dan organisasi pertahanan yang telah digariskan oleh pelatih.
Sementara itu, beberapa pemain yang sering beralasan sakit bila menghadapi pertandingan penting juga perlu dievaluasi. Dalam perjuangan keras membangun tim idaman warga Gresik dibutuhkan pemain-pemain yang militan dan siap tempur! Di mana pun dan kapan pun!
Sukses para pemain adalah sukses klub sekaligus sukses manajemen. Sukses mereka menjadi persembahan yang terbaik bagi warga Gresik dan owner. Kesadaran professional seperti inilah yang wajib ditegakkan setegak-tegaknya. Mungkin saja nilai kontrak sebagian pemain belum cukup besar musim ini. Namun, bila musim ini mereka menampilkan permainan yang bagus, tentu nilai jual mereka akan naik di musim depan.
Harap diingat, awalnya Persegres tidak didesain sebagai klub ISL.
Di tengah kerpihatinan ini jangan ada oknum yang memperkeruh suasana dengan memprovokasi pelatih maupun pemain. Kerjakanlah tugas masing-masing dan jalankan tanggung jawab masing-masing. Bantulah mencari solusinya, dan jangan malah menambah masalah. Jangan sok kuasa dan sok tahu. Sebab yang bersangkutan belum tentu telah menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab.
* * * *
Maka, merekrut pemain belakang anyar yang dinilai lebih baik adalah harga mati. Tidak bisa ditawar-tawar lagi. Manajemen harus mendukung total program rekrutmen ini. Selain center back, Persegres jelas membutuhkan seorang gelandang bertahan yang andal. Bahkan mungkin juga gelandang serang yang bisa memback up duet striker Gaston Castano – Marwan Sayedeh.
Hal ini wajib dilakukan jika Persegres ingin tetap berkibar di pentas ISL 2011-2012 yang sangat ketat. Dana pembelian pemain dimohon cukup tersedia. Jangan ditunda-tunda lagi. Sebab, Persegres 2011-2012 sudah menjadi ikon dan idola bagi warga Gresik. Dana tambahan untuk belanja pemain Rp 1 miliar sampai Rp 2 miliar lagi adalah nilai yang pantas diberikan untuk memperkokoh klub ikon. Jangan sia-siakan dukungan total Ultrasmania!
Tak hanya Persegres, klub-klub sebesar Persib dan Mitra Kukar pun melakukan perekrutan pemain anyar yang dinilai lebih baik. Agar tampil lebih baik dan mendulang poin lebih banyak di putaran II. Apalagi Persegres yang awalnya didesain hanya sebagai klub divisi utama.
Sementara itu nama Claudio Pronetto, mantan gelandang serang Deltras asal Argentina, Usep Munandar dan M. Bahtiar, termasuk stopper asal Korsel mulai beredar di lantai bursa pemain di Gresik.
Patut dicatat bahwa pencapaian Persegres di putaran I sudah cukup baik. Pendulangan 20 poin bukanlah pencapaian yang buruk. Bandingkan dengan Deltras dan Arema Indonesia yang disiapkan lebih baik, dan sejak awal memang didesain sebagai klub ISL.
Untuk tetap bertahan di level ISL (tidak terdegradasi), menurut kalkulasi kami, di akhir putaran II nanti Persegres harus mendulang total 43 poin. Di putaran II nanti Persegres menikmati 9 laga home (di putaran I hanya 8 laga home).
Kalau komposisi pemain bertahan Persegres lebih baik, gelandang bertahan yang pas ditemukan, dan gelandang serang yang chemistry dengan duet striker ditemukan, warga Gresik dan seluruh pasukan Ultrasmania tidak perlu pesimistis.
Kami justru melihat kekalahan telak di laga pamungkas putaran I tersebut sebagai musibah yang mengusung hikmah. Kekalahan telak tersebut menjadi teguran yang sangat keras kepada seluruh lini: mulai dari owner, manajemen, tim pelatih, dan para pemain. Masih ada 17 laga putaran II untuk kebangkitan kembali.
Jangankan Persegres, Manchester United (MU) pun pernah dipermalukan Manchester City 1-5 di kandang sendiri. Toh MU masih bisa bangkit kembali dan memuncaki klasemen sementara. MU boleh kalah telak, tapi semangat mereka dan mental juara mereka tak pernah mati!
Hal inilah yang patut dicontoh oleh seluruh komponen Persegres di musim ini. Bangkitlah Arek-Arek Persegres! Rawe-rawe rantas, malang-malang tuntas! Insya Allah.*
Begitu mudahnya gol demi gol tercipta, sampai-sampai Mohd Safee Bin Moh Sali bisa membuat quat-trick kali pertama di pentas ISL 2011-2012. Sangat mengherankan bila dibandingkan dengan penampilan Persegres kala mengalahkan klub raksasa Persib 2-0, Senin 19 Maret 2012. Seolah benteng Persegres menganga dan “mempersilakan” Safee Sali dan Greg Nwokono membuat gol demi gol.
Hampir tiap kali Pelita Jaya melakukan counter attack, benteng Persegres menganga. Tidak seperti biasanya. Duet striker Greg dan Safee Sali sudah seharusnya dikawal ketat, ke mana pun mereka bergerak. Lihatlah Gaston Castano yang dikawal ketat oleh center back Pelita Jaya.
Prinsip dasar menjaga lawan seolah diabaikan oleh pemain-pemain belakang Persegres. Instruksi pelatih Freddy Mulli sebelum pertandingan berlangsung tidak terlaksana di lapangan.
Kekalahan yang sangat telak ini tentu sangat memprihatinkan bagi manajemen, tim pelatih, ofisial, owner, dan Ultrasmania. Karena itu, benteng pertahanan Persegres rasanya perlu “dibongkar” . Diperbaiki dan ditingkatkan hingga mendukung penuh sistem dan organisasi pertahanan yang telah digariskan oleh pelatih.
Sementara itu, beberapa pemain yang sering beralasan sakit bila menghadapi pertandingan penting juga perlu dievaluasi. Dalam perjuangan keras membangun tim idaman warga Gresik dibutuhkan pemain-pemain yang militan dan siap tempur! Di mana pun dan kapan pun!
Sukses para pemain adalah sukses klub sekaligus sukses manajemen. Sukses mereka menjadi persembahan yang terbaik bagi warga Gresik dan owner. Kesadaran professional seperti inilah yang wajib ditegakkan setegak-tegaknya. Mungkin saja nilai kontrak sebagian pemain belum cukup besar musim ini. Namun, bila musim ini mereka menampilkan permainan yang bagus, tentu nilai jual mereka akan naik di musim depan.
Harap diingat, awalnya Persegres tidak didesain sebagai klub ISL.
Di tengah kerpihatinan ini jangan ada oknum yang memperkeruh suasana dengan memprovokasi pelatih maupun pemain. Kerjakanlah tugas masing-masing dan jalankan tanggung jawab masing-masing. Bantulah mencari solusinya, dan jangan malah menambah masalah. Jangan sok kuasa dan sok tahu. Sebab yang bersangkutan belum tentu telah menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab.
* * * *
Maka, merekrut pemain belakang anyar yang dinilai lebih baik adalah harga mati. Tidak bisa ditawar-tawar lagi. Manajemen harus mendukung total program rekrutmen ini. Selain center back, Persegres jelas membutuhkan seorang gelandang bertahan yang andal. Bahkan mungkin juga gelandang serang yang bisa memback up duet striker Gaston Castano – Marwan Sayedeh.
Hal ini wajib dilakukan jika Persegres ingin tetap berkibar di pentas ISL 2011-2012 yang sangat ketat. Dana pembelian pemain dimohon cukup tersedia. Jangan ditunda-tunda lagi. Sebab, Persegres 2011-2012 sudah menjadi ikon dan idola bagi warga Gresik. Dana tambahan untuk belanja pemain Rp 1 miliar sampai Rp 2 miliar lagi adalah nilai yang pantas diberikan untuk memperkokoh klub ikon. Jangan sia-siakan dukungan total Ultrasmania!
Tak hanya Persegres, klub-klub sebesar Persib dan Mitra Kukar pun melakukan perekrutan pemain anyar yang dinilai lebih baik. Agar tampil lebih baik dan mendulang poin lebih banyak di putaran II. Apalagi Persegres yang awalnya didesain hanya sebagai klub divisi utama.
Sementara itu nama Claudio Pronetto, mantan gelandang serang Deltras asal Argentina, Usep Munandar dan M. Bahtiar, termasuk stopper asal Korsel mulai beredar di lantai bursa pemain di Gresik.
Patut dicatat bahwa pencapaian Persegres di putaran I sudah cukup baik. Pendulangan 20 poin bukanlah pencapaian yang buruk. Bandingkan dengan Deltras dan Arema Indonesia yang disiapkan lebih baik, dan sejak awal memang didesain sebagai klub ISL.
Untuk tetap bertahan di level ISL (tidak terdegradasi), menurut kalkulasi kami, di akhir putaran II nanti Persegres harus mendulang total 43 poin. Di putaran II nanti Persegres menikmati 9 laga home (di putaran I hanya 8 laga home).
Kalau komposisi pemain bertahan Persegres lebih baik, gelandang bertahan yang pas ditemukan, dan gelandang serang yang chemistry dengan duet striker ditemukan, warga Gresik dan seluruh pasukan Ultrasmania tidak perlu pesimistis.
Kami justru melihat kekalahan telak di laga pamungkas putaran I tersebut sebagai musibah yang mengusung hikmah. Kekalahan telak tersebut menjadi teguran yang sangat keras kepada seluruh lini: mulai dari owner, manajemen, tim pelatih, dan para pemain. Masih ada 17 laga putaran II untuk kebangkitan kembali.
Jangankan Persegres, Manchester United (MU) pun pernah dipermalukan Manchester City 1-5 di kandang sendiri. Toh MU masih bisa bangkit kembali dan memuncaki klasemen sementara. MU boleh kalah telak, tapi semangat mereka dan mental juara mereka tak pernah mati!
Hal inilah yang patut dicontoh oleh seluruh komponen Persegres di musim ini. Bangkitlah Arek-Arek Persegres! Rawe-rawe rantas, malang-malang tuntas! Insya Allah.*
0 komentar:
Post a Comment