konon sewaktu Gus Dur menjadi Presiden, banyak sekali pembisik yang datang.
Semua bisikan didengar, tetapi kemudian ia tidur dan setelah tidur lahirlah keputusan presiden yang mengejutkan semua pembisiknya.
Kebanyakan Presiden yang dijatuhkan akhirnya benar-benar jatuh. Bung Karno tidak berani keluar rumah setelah tidak jadi Presiden. Pak Harto juga tidak lagi leluasa berkomunikasi dengan dunia luar setelah lengser.
Bahkan Habibie pun butuh waktu beberapa tahun ngungsi ke Jerman sebelum meluncurkan buku memorinya yang menghebohkan.
Megawati bahkan hingga kini tidak berani hadir di istana pada hari upacara proklamasi kemerdekaan RI, Hanya Gus Dur, meski sudah stroke dua kali, tetapi tetap saja percaya diri ketemu dengan siapa saja. Ia temui Pak Harto, Megawati, Amin rais dan SBY, Akbar Tanjung tanpa beban, tanpa repot-repot Di rumahnya di kawasan Ciganjur,
para mantan presiden dan presiden juga bekas musuh-musuhnya pun datang menghadiri acara akad nikah puterinya.
Pada diri Gus Dur itu terkumpul beberapa pemancar yang bisa dihubungkan dengan satelit spiritual; intelektual, sufistik dan mistik.
Dari orang seperti Gus Dur susah dibedakan mana yang gagasan, obsesi dan mimpi karena ketiganya sering muncul bareng dan urutannya sering tidak konsisten.
Gus Dur dikenal sangat konsisten dalam ketidak konsistenannya.
Sekarang orang baru menyadari sesungguhnya Gus Dur tidak melakukan kesalahan yang mengharuskannya dilengserkan.
banyak gagasannya yang aneh-aneh tapi sepuluh-duapuluh tahun kemudian baru terasa relevan.
Pada tahun 1983an,di depan diskusi CSIS , dikala NU belum dihitung, ia mengatakan bahwa nanti akan terjadi semua presiden akan mencari wakilnya dari NU.
Semua orang tertawa karena menganggapnya lawakan,
tetapi pada tahun 2004 lawakannya menjadi kenyataan. SBY, Megawati, Wiranto,dan Agum Gumelar, semuanya capres, mereka memang memilih orang NU menjadi pasanganya, yaitu Yusuf Kalla, Hasyim Muzadi, Solahuddin Wahid, dan Hamzah Haz.
Pemimpin itu ada yang datang tepat waktu, ada yang kedaluarsa dan ada yang datang terlalu cepat. Gus Dur termasuk pemimpin yang terlalu cepat datang mendahului zamannya,
oleh karena itu banyak gagasannya tidak bisa difahami orang sekarang. Dalam perspektif pewayangan, Gus Dur itu memiliki karakteristik kepribadian Semar (guru), Petruk (pelawak) dan Togog (tokoh ngawur) sekaligus. Hal yang begitu serius disampaikan sebagai lawakan, terkadang dibalik ngomong ngawurnya, ada juga benarnya. Maknanya Gus dur tak pernah salah, yang salah adalah yang mendengarkan tanpa menyeleksi mana kata katanya sebagai Guru bangsa (Semar),
mana yang sekedar lawakan (Petruk) dan mana yang sekedar ngawur-ngawuran
(Togog). Bingung kan ?
Wallohu a`lam.
Semua bisikan didengar, tetapi kemudian ia tidur dan setelah tidur lahirlah keputusan presiden yang mengejutkan semua pembisiknya.
Kebanyakan Presiden yang dijatuhkan akhirnya benar-benar jatuh. Bung Karno tidak berani keluar rumah setelah tidak jadi Presiden. Pak Harto juga tidak lagi leluasa berkomunikasi dengan dunia luar setelah lengser.
Bahkan Habibie pun butuh waktu beberapa tahun ngungsi ke Jerman sebelum meluncurkan buku memorinya yang menghebohkan.
Megawati bahkan hingga kini tidak berani hadir di istana pada hari upacara proklamasi kemerdekaan RI, Hanya Gus Dur, meski sudah stroke dua kali, tetapi tetap saja percaya diri ketemu dengan siapa saja. Ia temui Pak Harto, Megawati, Amin rais dan SBY, Akbar Tanjung tanpa beban, tanpa repot-repot Di rumahnya di kawasan Ciganjur,
para mantan presiden dan presiden juga bekas musuh-musuhnya pun datang menghadiri acara akad nikah puterinya.
Pada diri Gus Dur itu terkumpul beberapa pemancar yang bisa dihubungkan dengan satelit spiritual; intelektual, sufistik dan mistik.
Dari orang seperti Gus Dur susah dibedakan mana yang gagasan, obsesi dan mimpi karena ketiganya sering muncul bareng dan urutannya sering tidak konsisten.
Gus Dur dikenal sangat konsisten dalam ketidak konsistenannya.
Sekarang orang baru menyadari sesungguhnya Gus Dur tidak melakukan kesalahan yang mengharuskannya dilengserkan.
banyak gagasannya yang aneh-aneh tapi sepuluh-duapuluh tahun kemudian baru terasa relevan.
Pada tahun 1983an,di depan diskusi CSIS , dikala NU belum dihitung, ia mengatakan bahwa nanti akan terjadi semua presiden akan mencari wakilnya dari NU.
Semua orang tertawa karena menganggapnya lawakan,
tetapi pada tahun 2004 lawakannya menjadi kenyataan. SBY, Megawati, Wiranto,dan Agum Gumelar, semuanya capres, mereka memang memilih orang NU menjadi pasanganya, yaitu Yusuf Kalla, Hasyim Muzadi, Solahuddin Wahid, dan Hamzah Haz.
Pemimpin itu ada yang datang tepat waktu, ada yang kedaluarsa dan ada yang datang terlalu cepat. Gus Dur termasuk pemimpin yang terlalu cepat datang mendahului zamannya,
oleh karena itu banyak gagasannya tidak bisa difahami orang sekarang. Dalam perspektif pewayangan, Gus Dur itu memiliki karakteristik kepribadian Semar (guru), Petruk (pelawak) dan Togog (tokoh ngawur) sekaligus. Hal yang begitu serius disampaikan sebagai lawakan, terkadang dibalik ngomong ngawurnya, ada juga benarnya. Maknanya Gus dur tak pernah salah, yang salah adalah yang mendengarkan tanpa menyeleksi mana kata katanya sebagai Guru bangsa (Semar),
mana yang sekedar lawakan (Petruk) dan mana yang sekedar ngawur-ngawuran
(Togog). Bingung kan ?
Wallohu a`lam.
0 komentar:
Post a Comment