Mengungkap riwayat silsilah GUS DUR


KH. Abdurrahmad Wahid (Gus Dur), presiden keempat Indonesia, ternyata memiliki silsilah keluarga yang berpangkal pada Nabi Muhammad SAW. Dalam kitab Talkhish, karya Abdullah bin Umar Assathiri, dijelaskan bahwa Gus Dur merupakan keturunan ke-34, dari Rasulullah.

Garis keturunan Gus Dur bersambung keatas dari ayah kakeknya. Adapaun rincian selengkapnya sbb:KH. Abdurrohman Wahid anak dari Kh. Abdul Wahid Hasyim, mantan menteri Agama RI. Sedangkan KH. Abdul Wahid Hasyim anak dari KH. Hasyim Asy'ari. Pendiri NU. KH. Hasyim Asy'ari sendiri anak dari Asy'ari yang berada di Jombang.

Sementara itu, berturut-turut dari Asy'ari keatas hingga ke Nabi Muhammad SAW, garis keturunan GusDur diterangkan dalam kitab tersebut sbb: Asy'ari anak dari Anu Sar'wan, Anu Sar'wan anak dari Abdul Wahid, anak dari Abdul Halim, Abdul Halim anak dari Abdurrohman yang dikenal dengan sebutan Pangeran Sambud Bagda, Abdurrahman anak dari Abdul Halim, anak dari Abdurrahman yang dikenal dengan Julukan Jaka Tingkir.

Abdurrahman anak dari Ainul Yaqin yang terkenal dengan nama Sunan Giri, Ainul Yaqin anak dari Maulan Ishak, Maulana Ishak anak dari Ibrahim Asmura, sedangkan Ibrahim Asmura anak dari Jamaluddin Khusen, anak dari Ahmad Syah Jalal.

Seperti diketahui, Rosulullah mempunyai seorang puteri yang bernama Sayyidah Fathimah Az-Zahra'. dari pasangan Fathimah dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib lahirlah Husein bin Ali. Kemudian, berturut-turut kebawah dari Husein bin Ali adalah sbb: Ali Zainal Abidin Muhammad Al-Baqir-Jafar Shadiq-Ali Al-Uraidi-Muhammad An-Naqib-Isa Ar-Rumi-Ahmad Al-Muhajirilallah-Ubaidillah-Alawi-Muhammad-Alawi Muhammad-Ali Choli Qosam-Muhammad Shahibu Mirbat-Alawi-Amir Abdul Malik-Abdullah Khain.

Nah, dari Abdullah Khain ini lahirlah seorang anak yang bernama Ahmad Syah Jalal. Akhirnya jika dihitung dari Rosulullah hingga ke KH. Abdurrahman Wahid, silsilah Gus Dur jatuh pada keturunan yang ke-34.

Diakui Para Habib

Tentang kebenaran silsilah Gus Dur yang sampai ke garis keturunan Rasulullah dibenarkan juga oleh Habib Husein Syafe'i Al-Muhdhar dan Habib Assad Shihab. menurut Habib Husein, salah seorang cucu Habib Muhammad Al-Muhdhar (Habib Kramat) Bondowoso, bahwa dirinya juga telah melakukan penelitian atas kitab-kitab tentang silsilah para Habaib.

Habib Husein mengungkapkan, tentang silsilah KH. Hasyim Asy'ari memang ditemukan kalau dia berasal dari salah satu garis keturunan Nabi Muhammad SAW. "Kitab-kitab yang berisi tentang silsilah memang banyak tidak diminati orang. Sebab, membaca rentetan kalimat yang terdiri dari nama-nama orang sungguh-sungguh menjenuhkan," tutur Habib Husein kepada Duta Selasa lalu.

"Oleh karena itu, jangan heran jika kebenaran adanya silsilah Gus Dur pun menjadi tidak populer ditengah-tengah masyarakat kita, "tandasnya kemudian.

Demikian pula dengan Habib Assad Shihab, kakek mertuanya Alwi Shihab (Menlu). Mengutip penuturan Habib Husein, diapun membenarkan tentang silsilah Gus Dur tersebut. Dan hasil Study beberapa kitab silsiahnya, Habib Assad juga menemukan asal-muasal kakek-kakeknya KH. Hasyim Asy'ari. Menurutnya, garis keturunan Kia Pendiri NU tersebut memang sampai Rosulullah.

KH. HASYIM ASY'ARI DI "GOA HIRO"

Beliau adalah anak dari Asy'ari lahir di Jombang tahun 1871. Lima tahun dalam asuhan neneknya di Pondok Gedang, kemudian dibawa ayahnya ke desa Kras sebelah selatan kota Jombang.

Selain mendapat didikan dari ayahnya ia juga pernah belajar agama di beberapa tempat. yaitu di Probolinggo, kemudian ia pergi ke Makkah, salah satu dari kebiasaannya disana ialah setiap hari sabtu ia uzlah ke Goa Hiro' (tempat Nabi Muhammad SAW bersholawat dan menerima wahyu),dibawanya kesana kitab suci Al-Qur'an dan kitab-kitab AlhusSunnah wal jama'ah untuk ditahsihan.

Setelah delapan tahun di Mekkah ia pun ketempat kediamannya, Jombang. disingsingannya lengan bajunya untuk mengembangkan ilmu pada penduduk negeri, namanya makin lama makin masyhur dalam perkumpulan NU beliau Saihuna Akbarnya, NU menjadi besar dan semarak atas usaha dan pengaruhnya.

Setelah kembali dari tanah suci Hasyim Asy'ari dan para ulama sangat sedih dan terkejut melihat gencarnya model dan produk baru dalam perkembangan Islam, seperti apa yang dikatakan "SNOUCK HORGRONJE" (Gubernur penjajah Belanda): "Untuk menghancurkan ulama dan umat Islam di Indonesia harus dilakukan dari dalam". Akibatnya banyak bermunculan dan merajalelanya Islam pesanan stock baru.

Oleh karena itu para ulama di Nusantara berhimpun untuk membendung dan melindungi umat agar tetap bersatu, akhirnya dengan izin Allah SWT terbentuklah Jami'ah "Nahdlatul Ulama". Ahlus Sunnah Wal jama'ah dengan Ro'is Akbarnya KH. Hasyim Asy'ari. Beliau wafat pada 25 Juli 1947, setelah berjuang menegakkan agama dan mendorong umat islam kemedan kemajuan.

NABI MUHAMMAD SAW

1. SAYYIDAH FATHIMAH AZ-ZAHRA (Isteri Sayyidina Ali Bin Abi Thalib)
2. HUSEIN BIN ALI
3. ALI ZAINAL ABIDIN
4. MUHAMMAD AL BAQIR
5. JA'FAR SODIQ
6. ALI AL URAIDI
7. MUHAMMAD ANNAQIB
8. ISA ARRUMI
9. AHMAD AL MUHAJIR ILALLOH (AL HADRAMI)
10. UBAIDILLAH
11. ALAWI
12. MUHAMMAD
13. ALAWI
14. MUHAMMAD
15. ALI HOLIL QOSAM
16. MUHAMMAD SOHIBUL MIRBAT
17. ALAWI
18. AMIR ABDUL MALIK
19. ABDULLOH KHAIN
20. AHMAD SYAH JALAL
21. JAMALUDIN HUSEN (JAMALUDIN AKBAR)
22. MAULANA IBRAHIM ASMORO
23. MAULANA ISHA' (SYEH AWALUL ISLAM, ACEH)
24. AINUL YAKIN (SUNAN GIRI, GRESIK)
25. ABDURROHMAN (JAKA TINGKIR)
26. ABDUL HALIM ( PANGERAN BENOWO)
27. ABDURROHMAN (PANGERAN SAMBUD BAGDA)
28. KH. ABDUL HALIM
29. KH. ABDUL WAHID
30. H. ANU SARWAN
31. KH. ASY'ARI
32. KH. HASYIM ASY'ARI (PENDIRI NU)
33. KH. ABDUL WAHID HASYIM (MENTERI AGAMA)
34. GUS DUR (KH. SAYYID ABDUR ROHMAN WAHID)

Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanad sahih dari Abdur Rahman ibn Mas’ud dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, “Rasulullah keluar bersama Hasan dan Husain menemui kami, yang satu di atas pundak kanan beliau dan yang satu di atas pundak kiri beliau, sambil menciumi keduanya sampai beliau tiba di hadapan kami, lalu ada seorang berkata kepada beliau, ‘Wahai Rasulullah engkau mencinta keduanya! Maka Nabi saw. bersabda:
“Barangsiapa mencintai keduanya maka ia benar-benar mencintaiku dan barang siapa membenci keduanya maka ia benar-benar membenciku.”
allahumma shalli wasallim 'ala sayyidina muhammad wa'ala 'alihi wa shahbihi 'ajmain.
Wallahu a'lam bis shawab


0 komentar:

Post a Comment