Filosofi Garam

Garam di dalam masakan itu bentuknya tidak terlihat, tetapi sangat mempengaruhi rasa masakan.

Orang Jawa pada masa Wali Songo meskipun sudah memeluk Islam paling malas cuci kaki. Karena masih kental dengan tradisi Hindu, agama yang mereka anut sebelumnya. Bahkan, masuk ke masjid pun tetap dengan kaki kotor. Sunan Kudus memikirkan cara agar mereka mau mencuci kakinya saat ingin memasuki masjid. Dibuatlah di jalan masuk ke masjid sebuah 'jeding kobok.' Yaitu tempat wudhu yg didesain siapapun yg ingin wudhu, kakinya terpaksa harus dicelupkan ke dalam air setinggi mata kaki.

Dengan berawal dari hal ini, tanpa sadar mereka akhirnya bisa membiasakan diri membersihkan kaki.

* * *

Orang Jawa punya tradisi menaruh sepiring nasi dan lauk yg ditaruh di pojok rumah apabila ada anggota keluarganya yang wafat. Entah dengan maksud apa hal itu dilakukan. Ada yg bilang sebagai sesaji atau sebagai kiriman untuk yang wafat.

Suatu saat ada salah seorang yg menanyakan hukumnya pada seorang kiai.

"Bagaimana hukumnya melakukan hal itu?"

"Silakan. Tapi mbok yo jangan hanya satu piring. Buat 40 piring."

"Ya. Terus 40
piring itu ditaruh dimana saja?"

"Undang tetangga. Beri tiap orang satu piring."

"Yang di pojok rumah bagaimana?"

"Satu piring ditaruh di pojok tidak apa-apa."

Mereka akhirnya memiliki tradisi tahlilan dan sedekah saat kerabatnya wafat. Menggantikan tradisi sesajen yg sebelumnya mengakar kuat.

* * *

Orang Hindu paling sakit lihat sapi dibunuh. Untuk menarik simpati pada dakwahnya, Sunan Kudus melarang pembunuhan sapi. Masyarakat yg diajaknya lambat laun menerima dengan tulus dakwah beliau.

Merubah tradisi dan kepercayaan yg telah mengakar kuat membutuhkan perjuangan dan proses lama. Namun para wali & ulama kita dengan filosofi garamnya mampu melakukan itu dalam waktu relatif singkat dan hasil yg luar biasa.
Jika ingin sukses dalam dakwah, tirulah metode yg telah terbukti cocok dengan masyarakat Indonesia.
Dakwah dengan Anarkis Dan Mudah mengkafirkan, insyaAllah gak akan Laku Dipasaran.


#AllahuAkbar



0 komentar:

Post a Comment